Newest Post

Archive for Oktober 2018

1). Perbedaan Management Information System (MIS) vs Decision Support System (DSS) vs Executive Information System (EIS) dan group Support System (GSS) dan berikan 2 contoh


1. Management Information System (MIS)


MIS adalah suatu aplikasi Sistem Informasi yang menyediakan laporan informasi terpadu bagi pihak manajemen. MIS dihasilkan dari beberapa database yang menyimpan data dari benyak sumber, termasuk didalamanya Transaction Processing System. MIS menyajikan informasi yang detail, rangkuman informasi dan informasi terpilih. MIS merupakan salah satu elemen manajemen yang dirasa penting oleh banyak perusahaan oleh karena itu pengembangan MIS akan terus dapat berlanjut.

Pengguna Management Information System (MIS)
- Survey
- Percobaan Laboratorium
- Studi Kasus
- Model Matematis
- Conseptual Models
- Spekulasi
- Sastra Analisis
- Field Study
- Wawancara
- Penelitian Perpustakaan

Contoh Management Information System adalah:
a. Budget forecasting and analysis
b. Financial reporting
c. Inventory reporting
d. Material requirement planning


2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System atau DSS)


DSS adalah interaktif berbasis komputer sistem dan subsistem dimaksudkan untuk membantu pengambil keputusan menggunakan teknologi komunikasi, data, dokumen, pengetahuan atau model proses keputusan untuk menyelesaikan tugas.Tujuan digunakannya system ini adalah sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang manajer memutuskan kebijakan tertentu.

Pengguna Decision Support Systems (DSS)
- Retrive information element (memanggil eleman informasi)
- Analyze entries fles (menganali semua file)
- Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
- Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
- Propose decision (menawarkan keputusan )
- Make decisions (membuat keputusan)

Contoh:

Pada level taktis ini pengumpulan data semua data-data dari level operasional dan di olah dalam bentuk pengendalian manajemen sedetil-detilnya, yang pelaporan data-data tersebut, yang informasi datanya akan di laporkan kepada level strategi untuk pengambilan keputusan. dan tugasnya mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi. Tingkat ini di duduki oleh Manager-manager cabang dari tiap-tiap fungsi dari level operasional


3. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System atau EIS)


Sistem Informasi eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari perusahaan. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk di khususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).atau Sistem Informasi Eksekutif (EIS) di atas adalah jenis sistem informasi manajemen untuk memfasilitasi dan mendukung informasi dalam pengambilan keputusan kebutuhan dari eksekutif ini dengan menyediakan akses mudah baik informasi internal dan eksternal yang terkait untuk memenuhi tujuan strategis perusahaan. Hal ini biasanya dianggap sebagai bentuk khusus dari Sistem Pendukung Keputusan (DSS).

Pengguna Executive Information Systems (EIS) & Executive Support System (ESS)
- Penangan masalah
- Entrepreneur
- Manager

Contoh:

Pada umumnya, pada level strategis ini memberikan kebijakan kebijakan yang di peruntukan pada level di bawah atau tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan secara umum, yang kemudian akan di terjemahkan lebih spesifik oleh manajer di bawahnya. Contoh dari tugas-tugasnya ialah membuat kebijakan mengenai rencana perluasan pasar (expantion), kebijakan mengenai kesejahteraan karyawan dan menetapkan besarnya penjualan yang dicapai.


4. Group Decision Support System (GDSS)



GDSS adalah suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam satu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interfase bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.

Proses yang terjadi pada GDSS:
1. Mengorganisasi pendapat yang muncul dalam kelompok
2. Mengumpulkan informasi
3. Mengurutkan berdasar prioritas
4. Mengumpulkan aspek-aspek pendukung

Pengguna Group Decision Support System (GDSS)
- Manager



2). Perbedaan dan kesamaan antara Expert System (ES) dan Artificial Neural Network (ANN) dan berikan contoh penggunaan masing-masing

Perbedaan Expert System dan Artificial Neural Network

A. Expert System (Sistem Pakar) :
1. Dalam pemecahan masalah, masih membutuhkan bantuan programmer.
2. Pengetahuan dibuat oleh programmer, sehingga pengetahuan dapat ditelusuri proses pembuatannya.
3. Sample yang inputnya cacat tidak dapat menghasilkan output.

B. Artifical Neural Network (Jaringan Syaraf Tiruan)
1. Dapat memecahkan masalah/ kasus yang rumit yang tidak dapat dilakukan oleh sistem pakar.
2. Pengetahuan dibuat/terbentuk dengan sendirinya.
3. Dapat menghasilkan output walaupun inputnya cacat.

Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu penyelesaian masalah. Sistem pakar merukapan bagian dari Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan

Contoh Expert System
- Mycin : Expert system untuk mendiagnosa infeksi akibat bakteri dan menyarankan jenis obat dan dosisnya untuk penyembuhan.
- Opera:OPERator Advisor yang digunakan untuk mendiagnosa dan menangani kerusakan pada suatu jaringan komputer. OPERA dijalankan pada malam hari untuk menggantikan Supervisor System Manager.

Contoh Artificial Neural Network
- Pertahanan (Militer)
Pengendali senjata, pendeteksi bom, penelusuran target, pembedaan objek, pengendali sensor,
sonar, radar, dan pengolahan sinyal citra yang meliputi kompresi data, ektrasksi bagian
istimewa dan penghilangan derau, pengenalan sinyal atau citra.
- Elektronik
Pembuatan perangkat keras yang bias mengimplementasikan jaringan saraf tiruan
secara efisien (pendesainan VLSI), machine vision, pengontrol gerakan dan penglihatan
robot, sintesis suara.



3). Jelaskan tentang pohon keputusan (Decision Tree) dan tabel keputusan serta berikan 2 contoh kasus

Pohon Keputusan



Pengertian Pohon Keputusan
Pohon yang dalam analisis pemecahan masalah pengambilan keputusan adalah pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil dai masalah tersebut. Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/probablitas yang akan mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan tersebut, disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatif keputusan tersebut.

Model Pohon Keputusan

Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki. Contoh dari pohon keputusan dapat dilihat di Gambar berikut ini.



Model Pohon Keputusan (Pramudiono,2008)
Disini setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan kelas data. Contoh di Gambar 1 adalah identifikasi pembeli komputer,dari pohon keputusan tersebut diketahui bahwa salah satu kelompok yang potensial membeli komputer adalah orang yang berusia di bawah 30 tahun dan juga pelajar. Setelah sebuah pohon keputusan dibangun maka dapat digunakan untuk mengklasifikasikan record yang belum ada kelasnya. Dimulai dari node root, menggunakan tes terhadap atribut dari record yang belum ada kelasnya tersebut lalu mengikuti cabang yang sesuai dengan hasil dari tes tersebut, yang akan membawa kepada internal node (node yang memiliki satu cabang masuk dan dua atau lebih cabang yang keluar), dengan cara harus melakukan tes lagi terhadap atribut atau node daun. Record yang kelasnya tidak diketahui kemudian diberikan kelas yang sesuai dengan kelas yang ada pada node daun. Pada pohon keputusan setiap simpul daun menandai label kelas. Proses dalam pohon keputusan yaitu mengubah bentuk data (tabel) menjadi model pohon (tree) kemudian mengubah model pohon tersebut menjadi aturan (rule).

Contoh Aplikasi

Credit Risk

Berikut ini merupakan contoh dari salah satu kasus resiko kredit (credit risk) yang menggunakan decision tree untuk menentukan apakah seorang potential customer dengan karakteristik saving, asset dan income tertentu memiliki good credit risk atau bad credit risk.


Dapat dilihat pada gambar tersebut, bahwa target variable dari decision tree tersebut atau variable yang akan diprediksi adalah credit risk dengan menggunakan predictor variable : saving, asset, dan income. Setiap nilai atribut dari predictor variable akan memiliki cabang menuju predictor variable selanjutnya, dan seterusnya hingga tidak dapat dipecah dan menuju pada target variable.

Penentuan apakah diteruskan menuju predictor variable (decision node) atau menuju target variable (leaf node) tergantung pada keyakinan (knowledge) apakah potential customer dengan nilai atribut variable keputusan tertentu memiliki keakuratan nilai target variable 100% atau tidak. Misalnya pada kasus di atas untuk saving medium, ternyata knowledge yang dimiliki bahwa untuk seluruh potential customer dengan saving medium memiliki credit risk yang baik dengan keakuratan 100%. Sedangkan untuk nilai low asset terdapat kemungkinan good credit risk dan bad credit risk.

Jika tidak terdapat pemisahan lagi yang mungkin dilakukan, maka algoritma decision tree akan berhenti membentuk decision node yang baru. Seharusnya setiap branches diakhiri dengan “pure” leaf node, yaitu leaf node dengan target variable yang bersifat unary untuk setiap records pada node tersebut, di mana untuk setiap nilai predictor variable yang sama akan memiliki nilai target variable yang sama. Tetapi, terdapat kemungkinan decision node memiliki “diverse” atributes, yaitu bersifat non‐unary untuk nilai target variablenya, di mana untuk setiap record dengan nilai predictor variable yang sama ternyata memiliki nilai target variable yang berbeda. Kondisi tersebut menyebabkan tidak dapat dilakukan pencabangan lagi berdasarkan nilai predictor variable. Sehingga solusinya adalah membentuk leaf node yang disebut “diverse” leaf node, dengan menyatakan level kepercayaan dari diverse leaf node tersebut. Misalnya untuk contoh data berikut ini :
Dari training data tersebut kemudian disusunlah alternatif untuk candidate split, sehingga setiap nilai untuk predictor variable di atas hanya membentuk 2 cabang, yaitu sebagai berikut:

Kemudian untuk setiap candidate split di atas, dihitung variabel‐variabel berikut berdasarkan training data yang dimiliki. Adapun variabel‐variabel tersebut, yaitu :
,di mana

Adapun contoh hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
Dapat dilihat dari contoh perhitungan di atas, bahwa yang memiliki nilai goodness of split * Φ(s/t) + yang terbesar, yaitu split 4 dengan nilai 0.64275. Oleh karena itu split 4 lah yang akan digunakan pada root node, yaitu split dengan : assets = low dengan assets = {medium, high}.

Untuk penentuan pencabangan, dapat dilihat bahwa dengan assets=low maka didapatkan pure node leaf, yaitu bad risk (untuk record 2 dan 7). Sedangkan untuk assets = {medium, high} masih terdapat 2 nilai, yaitu good credit risk dan bad credit risk. Sehingga pencabangan untuk assets = {medium, high} memiliki decision node baru. Adapun pemilihan split yang akan digunakan, yaitu dengan menyusun perhitungan nilai Φ(s/t) yang baru tanpa melihat split 4, record 2 dan 7.

Demikian seterusnya hingga akhirnya dibentuk leaf node dan membentuk decision tree yang utuh (fully grown form) seperti di bawah ini :

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit (Kusrini)

Dalam aplikasi ini terdapat tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel Rekam_Medis, berisi data asli rekam medis pasien
Tabel Kasus, beisi data variabel yang dapat mempengaruhi kesimpulan diagnosis dari pasien-pasien yang ada, misalnya Jenis Kelamin, Umur, Daerah_Tinggal, Gejala_1 s/d gejala_n, Hasil_Tes_1 s/d Hasi_Tes_n. Selain itu dalam tabel ini juga memiliki field Hasil_Diagnosis.
Tabel Aturan, berisi aturan hasil ekstrak dari pohon keputusan.
Proses akuisisi pengetahuan yang secara biasanya dalam sistem pakar dilakukan oleh sistem pakar, dalam sistem ini akan dillakukan dengan urutan proses ditunjukkan pada gambar berikut:

Hasil pembentukan pohon keputusan bisa seperti pohon keputusan yang tampak pada gambar:

Lambang bulat pada pohon keputusan melambangkan sebagai node akar atau cabang (bukan daun) sedangkan kotak
melambangkan node daun. Jika pengetahuan yang terbentuk beruka kaidah produksi dengan format:
Jika Premis Maka Konklusi Node-node akar akan menjadi Premis dari aturan sedangkan node daun akan menjadi bagian konklusinya. Dari gambar pohon keputusan pada gambar 4, dapat dibentuk aturan sebagai berikut:

Jika Atr_1 = N_1
Dan Atr_2 = N_4
Dan Atr_3 = N_9
Maka H_1
Jika Atr_1 = N_1
Dan Atr_2 = N_4
Dan Atr_3 = N_10
Dan Atr_4 = N_11
Maka H_2
Jika Atr_1 = N_1
Dan Atr_2 = N_4
Dan Atr_3 = N_10
Dan Atr_4 = N_12
Maka H_2
Jika Atr_1 = N_1
Dan Atr_2 = N_5
Maka H_4
Jika Atr_1 = N_2
Maka H_5
Jika Atr_1 = N_3
Dan Atr_5 = N_6
Maka H_6
Jika Atr_1 = N_3
Dan Atr_5 = N_7
Maka H_7
Jika Atr_1 = N_3
Dan Atr_5 = N_8
Maka H_8
Model case based reasoning dapat digunakan sebagai metode akuisisi pengetahuan dalam aplikasi system pakar diagnosis penyakit. Aturan yagn dihasilkan system ini mampu digunakan untuk mendiagnosis penyakit didasarkan pada data-data pasien. Dalam penentuan diagnosis penyakit belum diimplementasikan derajat kepercayaan terhadap hasil diagnosis tersebut.


4). Jelaskan dan berikan contoh penggunaan :
a. Data management
b. Model management
c. Knowlage management
d. User interface

a. Data Management
Adalah mengkonsolidasikan pencatatan data ke dalam satu database yang dapat diakses dengan berbagai program aplikasi yang berbeda.
contoh : Mysql

b. Model Management
Sebagai perancang model
Sebagai perancang format keluaran model (laporan-laporan).
Untuk memperbaharui dan merubah model
Untuk memanipulasi data.
contoh :Grafis, editors, query systems

c. Knowledge Management
Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.
contoh : upah/gaji bulanan, jadwal pemeliharaan mesin

d. User Interface
Subsistem antarmuka pengguna (user Interface), yang merupakan media tempat komunikasi antara pengguna dan sistem pendukung keputusan serta tempat pengguna memberikan perintah kepada sistem pendukung keputusan.
contoh : data industri

5. Jelaskan perbedaan Life Cycle System vs Prototyping dan berikan 2 contoh

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Metode pengembangan perangkat lunak dikenal dengan istilah SDLC (Software Development Life Cycle). Metodologi ini menjadi perhatian sangat istimewa pada proses rekayasa perangkat lunak. Karena dengan metodologi SDLC yang digunakan akan sangat menentukan sukses tidaknya proyek software.
Perbandingan tentang kelebihan dan kekurangan model Waterfall dan Prototype pada Software Development Life Cycle (SDLC) ini dijelaskan berikut ini
1.  Waterfall
Waterfall, merupakan SDLC tertua karena sifatnya yang natural. Urutan SDLC waterfall ini bersifat serial dari proses perencanaan, analisa, desain, dan implementasi pada sistem. Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

Kelebihan :
–   Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
–   Cocok untuk system software berskala besar.
–   Cocok untuk system software yang bersifat generic.
–   Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.

Kekurangan :
–   Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
–   Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
–  Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan

2.  Model prototyping
Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping, dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif keseluruhan dari software, mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan “perangcangan kilat” yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan.
Kelebihan :
–     Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
–     Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.
–     Untuk digunakan secara standalone.
–     Digunakan untuk memperluas SDLC.
–    Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kekurangan :
–   Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
–   Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
–   Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
–   Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
–  Protype terlalu cepat selesai



6. Cari contoh kasus atau masalah dan jelaskan jiks SPK/DSS menyelesaikan masalah tersebut

Contoh Kasus

Kasus yang dibahas ini adalah pemilihan ponsel masa kini yang terbaik dari berbagai brand ternama. Antara Nokia, Samsung, Sony Ericson.

Penentuan  kriteria-kriteria dalam SPPK ini didasarkan padahal-hal yang sekiranya sangat  berpengaruh dalam sebuah telepon seluler (ponsel) baik hardware, teknologi, software maupun jaringan. Pada setiap kriteria diberikan bobot yang berbeda-beda karena setiap kriteria memiliki pengaruh yang dominan atau tidak dalam spesifikasi sebuah ponsel,berikut penjelasan setiap kriteria :

Meliputi   :      kamera
musik

ketajaman warna
layar

internet mobile dll.

Sistem Operasi diberikan bobots ebanyak 15%.

Meliputi   :      Touch screen

Touch Pad

Teknologi diberikan bobot sebanyak 5%.

Meliputi   :      Low End

High End

Harga diberikan bobot sebanyak 20%.

Yang pertama kali dilakukanadalah Menentukan bobot kriteria mana yang paling penting, yang dalam terminologi AHP disebut pair-wire comparation :

Harga 4  kali lebih penting dari Teknologi
Harga 1,5 kali lebih penting dari fitur
Fitur 3 kali lebih penting dari teknologi.
Selanjutnya hasil pair-wire comparation diatasakan  dibuat tabulasinya, yang dalam istilah AHP disebutsebagai pair comparation matrix.



Pair comparation matrix
Kriteria Harga Fitur Teknologi Priority Vector
Harga 1 1,5 4 0,5143
fitur 0,7 1 3 0,3620
teknologi 0,25 0,33 1 0,1232
Jumlah 1,95 2,83 8 0,9995
Pricipal Eigen Value (max) 3,0
Consistency Index (CI) 0
Consistency Ratio (CR) 0,0%


Keterangan :

Jumlah merupakan penjumlahan dari semua angka yang ada pada baris diatasnya  dalam satu kolom.
Priority Vector merupakan hasil penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya (padabaris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi denganangka 3.


Menghitung Consistency Ratio (CR) diperoleh  denganrumus CR=CI/RI, nilai RI bergantung pada jumlah kriteria seperti  pada tabel berikut:


n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
Jadiuntuk n=3, RI=0.58.

CR=CI/RI = 0/5,8 = 0,0

Jika hasil perhitungan  CR lebih kecil atau sama dengan 10% ,  ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima.

Yang kedua memberi penilaian  terhadap ponsel ,disebut pair-wire comparation.
Memberikan penilaian bobotharga :
Samsung harganya 4  kali lebih murah dari Nokia
Samsung harganya 3 kali lebih murah dari Sony Ericson
Nokia harganya 1/2 kali lebih murah  dari Sony ericson.
Pair wire comparation :


Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson Priority Vector
Samsung 1 4 3 0,6232
Nokia 0,25 1 0,5 0,3333
Sony ericson 0,33 2 1 0,2332
Jumlah 1,5833 7 4,5 1,1897
Pricipal Eigen Value (max) 3,02
Consistency Index (CI) 0,1
Consistency Ratio (CR) 2,0%


Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling murah adalah samsung dengan skor 0,6232 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,2332.

Nilai CI adalah 0,1 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=2,0% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.

Memberikan penilaian bobot fitur
Kelengkapan Fitur Samsung ½ kali dari Nokia
Kelengkapan Fitur Samsung 2 kali dari Sony Ericson
Kelengkapan Fitur Nokia 3 kali dari  Sony Ericson
Pair-wire comparation :

 Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson Priority Vector
Samsung 1 0,5 2 0,3645
Nokia 2 1 3 0,3333
Sony ericson 0,5 0,33 1 0,3332
Jumlah 3,2 1,83 6 1,0310
Pricipal Eigen Value (max) 3,76
Consistency Index (CI) 0,38
Consistency Ratio (CR) 0,06%


Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling lengkap fiturnya adalah samsung dengan skor 0,3645 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,332.

Nilai CI adalah 0,38 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=0,06% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.

Memberikan penilaian bobot teknologi
Kecanggihan Teknologi Samsung 1/3 darinokia
Kecanggihan Teknologi Samsung 2 kali darisony Ericson
Kecanggihan Teknologinokia 3 kali darisony Ericson
Pair-wire comparation :


Pair comparation matrix
Kriteria Samsung Nokia sonyericson Priority Vector
Samsung 1 0,33 2 0,3332
Nokia 3,03 1 3 0,9998
Sony ericson 0,5 0,33 1 0,3332
Jumlah 4,53 1,66 6 1,6662
Pricipal Eigen Value (max) 5,16
Consistency Index (CI) 1,08
Consistency Ratio (CR) 0,36%


Arti dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling canggih teknologinya adalah Nokia dengan skor 0,9998 ,disusul Samsung dan sony ericson dengan skor 0,3332.

Nilai CI adalah 1,08  yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=0,36% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.



Tahap ketiga Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria, maka langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk  ketigaponsel.
Semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight.
Overall composite weight :



Overall composite weight weight Samsung Nokia Sony Ericson
Harga 0,5143 0,6232 0,3333 0,2332
Fitur 0,3620 0,3645 0,3333 0,3332
Teknologi 0,1232 0,3332 0,9998 0,3332
Composite Weight 0,4934 0,4151 0,2715


Weight diambil dari kolom Priority Vektordalam matrix kriteria.
Kolom (Samsung, Nokia, Sony Ericson) diambil darikolom priority vectirketiga matrix harga, fitur, teknologi.
Composite weight diperoleh dari hasil  jumlah perkalian diatasnya dengan weight.
Samsung = 0,5143.0,6232+0,3620.0,3645+0,1232.0,3332 = 0,4934

Nokia = 0,5143.0,3333+0,3620.0,3333+0,1232.0,9998 = 0,4151

Sony Ericson = 0,5143.0,2332+0,3620.0,3332+0,1232.0,3332 = 0,2715

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Samsung mempunyaiskor paling tinggi yaitu 0,4934 , kemudian Nokia denganskor 0,4151 dan paling bawah Sony Ericson 0,2715. Sehingga  Ponsel yang paling baik dan dipilih adalah ponsel brand Samsung.


http://revanopm.blogspot.com/2016/09/pengertian-lengkap-tps-mis-dss-eis-es_29.html?m=1

https://kurniabyone-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/kurniabyone.wordpress.com/2016/09/28/penjelasan-dari-tps-mis-dss-eis-ess-oas-gdss-pada-konsep-sistem-informasi-lanjut/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#aoh=15390573667040&amp_ct=1539057844667&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fkurniabyone.wordpress.com%2F2016%2F09%2F28%2Fpenjelasan-dari-tps-mis-dss-eis-ess-oas-gdss-pada-konsep-sistem-informasi-lanjut%2F

http://im-balance.blogspot.com/2010/06/perbedaan-es-dan-ann.html?m=1
http://sciffleaf.blogspot.com/2016/10/artificial-neural-network-dan-contoh.html?m=1

https://fairuzelsaid-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/data-mining-konsep-pohon-keputusan/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#aoh=15390599401789&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Ffairuzelsaid.wordpress.com%2F2009%2F11%2F24%2Fdata-mining-konsep-pohon-keputusan%2F

https://sitiumiati-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/sitiumiati.wordpress.com/2011/04/28/penjelasan-antara-sdlc-prototype-dan-waterfall/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#aoh=15390624053182&amp_ct=1539062427781&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fsitiumiati.wordpress.com%2F2011%2F04%2F28%2Fpenjelasan-antara-sdlc-prototype-dan-waterfall%2F

https://uswaahsn-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/uswaahsn.wordpress.com/2016/05/30/209/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fuswaahsn.wordpress.com%2F2016%2F05%2F30%2F209%2F


UTS SPK/DSS

Senin, 08 Oktober 2018
1. Judul : Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Studi di Universitas Bengkulu     Menggunakan Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) Berbasis Android

Studi Kasus : SMAN 2 Kota Bengkulu
Penulis : Dicky Pahlawan (G1A008008)
Prodi ; Teknik Informatika
Fakultas : Teknik, Universitas Bengkulu
Tahun : 2013

Latar belakang penulis membuat skripsi ini....


Banyak siswa SMA yang ingin masuk ke Universitas Bengkulu namun belum mengetahui jurusan apa yang ingin mereka ambil karena keterbatasan informasi mengenai Universitas Bengkulu. Selain itu kebanyakan siswa SMA sulit untuk menentukan program studi yang akan dipilih terutama bagi siswa yang tidak memiliki banyak referensi mengenai pendidikan tinggi tersebut. Terlebih untuk universitas yang memiliki banyak fakultas serta program studi. Untuk mengatasi permasalahan kesalahan dalam memilih program studi, banyak sekolah yang mengadakan tes psikologi serta minat bakat untuk siswanya. Cara lainnya adalah dengan melihat nilai siswa di tiap mata pelajaran selama SMA. Nilai rapot dapat menggambarkan prestasi akademik serta minat siswa selama mengikuti pendidikan di SMA. Maka dari itu penulis membangun suatu aplikasi sistem pendukung keputusan bagi calon mahasiswa dalam memilih program studi di Universitas Bengkulu menggunakan nilai rapot para siswa tersebut. Penulis mengambil data calon mahasiswa yaitu siswa kelas 3 SMAN 2 Kota Bengkulu.


Sebelum mengulas lebih dalam mengenai skripsi ini, ada baiknya kita dahulu apa itu Sistem Pendukung Keputusan. Ada yang udah tau belom apa itu Sistem Pendukung Keputusan?? :D

Sistem Pendukung Keputusan diidentifikasikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan setengah terstruktur. Sistem pendukung keputusan ini dimaksudkan sebagai tambahan masukan kepada para pengambil keputusan untuk memperluas kemampuan mereka dalam menentukan sesuaru, tetapi tidak untuk menggantikan penilaian mereka. (pusing yah? sama! :p)

emm.. simpelnya menurut kami SPK itu sebuah sistem yang membantu kita dalam mengambil sebuah keputusan di saat kita dihadapkan pada beberapa pilihan.. Namun hasil dari sistem tersebut nggak mutlak merupakan pilihan terbaik dan mesti dipilih karena semua akan kembali kepada kita si pengambil keputusan. karena memang SPK itu Sistem Pendukung Keputusan, bukan Sistem Pembuat Keputusan :p

Sekarang udah sedikit paham kan apa itu SPK? Nah selanjutnya kami mau ngejelasin bagaimana proses pengambilan keputusannya. Nah ini bagan dari proses pengambilan keputusan.





Pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan (Simon, 1980). Empat proses tersebut adalah :

Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.

Design
Tahap ini adalah proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengertimasalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi

Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.

Implementation.
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.


Seperti yang sudah diketahui, latar belakang penulis membuat sistem ini adalah untuk membantu calon mahasiswa khususnya siswa kelas XII SMAN 2 Kota Bengkulu dalam memilih program studi apa yang cocok dan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) . (hadeehh.. apaan lagi tuh? -__-?)

 Sini.. sini biar kami jelasin.. hihi ^^

    MFEP tu adalah Metode kuantitatif yang menggunakan “weight system”. metode ini digunakan untuk keputusan yang berpengaruh secara strategis. Faktor penting pada metode MEEP adalah dalam melakukan pertimbangan pemberian bobot. Pada metode MEEP, alternatif dengan nilai tertinggi adalah solusi yang terbaik.

Konsep Dasar MFEP

     1. Menentukan faktor dan bobot faktor dimana total pembobotan harus sama dengan 1

    2. Mengisikan nilai untuk setiap faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dari data-data yang akan diproses, nilai yang dimasukkan merupakan nilai objektif, yaitu factor evaluation antara 0-1.

     3. Proses perhitungan weight evaluation yang merupakan proses perhitungan bobot antara factor weight dan factor evaluation serta penjumlahan seluruh hasil weight evaluations untuk memperoleh total hasil evaluasi

Rumus umum metode ini adalah

            
TWE= ΣFWxFE

dimana:
TWE= Total Weight Evaluation
FW= Factor Weight
FE= Factor Evaluation


   Jadi intinya metode MFEP ini metode yang menggunakan bobot atau nilai. Kita mesti melakukan pertimbangan yang benar dalam pemberian bobot.



     Udah ngerti belom tentang konsep dasar MFEP? 

     Begini misal kita disuruh milih calon pasangan ni (eheemm :D). Ada cowok A, cowok B, dan cowok C. Trus untuk memilih tentu paling nggak kita punya kriteria dasar lah ya :D misal kriterianya Soleh, ganteng, dan kriteria satunya punya pekerjaan tetap (misaaal!!) nah ketiga kriteria tersebut kita sebut sebagai faktor. Ketiga buah kriteria tadi tentu punya nilai sendiri, mana kriteria yang mesti didahuluin. Misal nih urutan kriterianya soleh, punya pekerjaan tetap trus yang terakhir ganteng. Nah kalo di metode MFEP ini untuk ngeliat urutannya kita mesti kasih nilai/bobot untuk masing-masing kriteria. Di sini mesti bener-bener dipikirkan bobot untuk masing-masing kriteria tadi. Dan jumlah bobot ketiga kriteria tadi mesti =1. Karena urutan pertama kriteria yang dipilih tadi adalah soleh, maka kita kasih bobotnya 0,5, untuk punya pekerjaan tetap bobotnya 0,3 dan ganteng bobotnya 0,2. Nah bobot masing-masing kriteria tadi itu namanya bobot faktor.

     Terus balik ke ketiga cowok tadi. Masing-masing cowok tadi kita cocokkan dengan ketiga kriteria yang kita miliki dan masing-masing kita beri rata-rata variasi faktor dari nilai skala 0-1 (Maksudnya di sini kita kasih penilaian gitu dari 0-1, si cowok A solehnya berapa, gantengnya berapa dan punya pekerjaan tetap berapa nilainya)  Misal untuk cowok A, faktor kriteria soleh dengan nilai skala 0,8. faktor kriteria punya pekerjaan tetap dengan nilai skala 0,4. Dan faktor kriteria ganteng dengan nilai skala 0,6. Nilai skala masing-masing kriteria 0,8 , 0,4 dan 0,6 itu disebut faktor evaluasi

     Untuk mencari hasil dari metode MFEP tadi kita harus menghitung weight evaluation yang didapat dari hasil perhitungan bobot antara bobot faktor dan faktor evaluasi. Jadi tadikan masing-masing cowok kita beri bobot tuh (walau tadi baru dimisalin cowok A, anggap B, dan C udah ya :D) untuk masing-masing kriterianya, nah weight evaluation ini hasil kali bobot faktor masing-masing kriteria denganfaktor evaluasi masing-masing kriteria untuk masing-masing cowok (ciahh dahinya berkerut!! bingung yah? :P) di akhir kita akan menjumlahkan weight evaluation masing-masing kriteria per masing-masing cowok.


     Contoh cowok A



      faktor evaluasi soleh = 0,8 ganteng = 0,6 dan punya pekerjaan tetap = 0,4

     bobot faktor yang telah kita tetapkan diawal untuk faktor soleh = 0,5 ganteng=0,2 dan punya pekerjaan tetap = 0,3

     Cara menghitung weight evaluationnya = bobot faktor x faktor evaluasi

     -weigh evaluation soleh untuk cowok A = 0,5 x 0,8 = 0,4

     -weigh evaluation punya pekerjaan tetap untuk cowok A = 0,3 x 0,4 = 0,12

     -weigh evaluation ganteng untuk cowok A = 0,2 x 0,6 = 0,12


     Total Hasil Evaluasi = jumlah weight evaluation untuk cowok A = 0,4+0,12+0,12 = 0,64

     Maka di dapatlah Total Hasil Evaluasi yang akan dibandingkan antara Cowok A, B, dan C. Yang paling tinggi itulah yang akan disarankan ke kita untuk dipilih menjadi pasangan :)

   Masih gak mudeng yah? Sini tak kasih contoh lagi. Ini contoh pengaplikasian metode MFEP yang bersumber dari skripsi penulis. Silahkan dibaca dan dipahami yah ;)





  

2. Review Jurnal Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan Metode Forward Chaining


Judul
Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan Metode Forward Chaining
Jurnal
JUITA – Jurnal Informatika Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Download
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JUITA/article/view/443
Volume & Halaman
Vol.1 dan 1-13
Tahun
2011
Penulis
Prista Amanda Putri dan Hindayati Mustafidah
Reviewer
Yakobus Dapi
NIM
H1051151004
Tanggal
3 Juni 2017
Pengantar
  • Pada bagian pendahuluan penulis menjelaskan permasalahan yang melatarbelakangi penelitiannya. Masalah tersebut diantaranya adalah perkembangan teknologi informasi telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan, namun penggunakan teknologi komputer dalam bidang kesehatan dan medis relatif tertinggal, mengingat bahwa bidang kesehatan dan medis adalah salah satu bidang yang informasinya bersifat sensitif. Masalah berikutnya adalah kesehatan organ hati sangat penting maknanya bagi tubuh manusia, namun berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit dan hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati.
  • Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur, seperti hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage)dan teknologi. Perkembangan TI mempengaruhi banyak bidang seperti kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain.
  • Penulis memanfaatkan bidang ilmu kecerdasaan buatan, khsususnya sistem pakar dalam mengatasi permasalahan pada penelitiannya. Menurut penulis, sistem pakar merupakan program komputer untuk dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik.  Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan dan juga merupakan bidang ilmu yang muncul seiring perkembangan ilmu komputer saat ini. Sistem ini bekerja untuk mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang menghubungkan dasar pengetahuan dengan sistem inferensi untuk menggantikan fungsi seorang pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungann konsultasi.
  • Bahasa pemrograman yang digunakan penulis dalam penelitiannya adalah JSP, karena merupakan sebuah tenologi servlet-based yang digunakan pada web tier untuk menghadirkan dinamik dan statis konten. JSP merupakan text-based dan kebanyakan berisi template text HTML yang digabungkan dengan spesifik tags dynamic content. JSP bagian solusi dari Java untuk pengembang aplikasi web, multi platform yang tak terpisahkan dan dapat dijalankan pada berbagai container servlet yang compatible, dengan mengabaikan vendor atau sistem operasinya.

  • Pada bagian pendahuluan disampaikan juga bahwa penulis menjelaskan metode sistem pakar yang digunakannya untuk menyelesaikan masalah tersebut, adapun metode yang digunakan adalah metode runut maju (Forward chaining)Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai Benar), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah datadriven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiannya adalah untuk membuat dan membangun aplikasi
sistem pakar yang dapat membantu dalam mendiagnosa penyakit hati melalui gejala serta penanggulangannya dan tindakan apa yang harus dilakukan.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitiannya, yaitu:
  • Memberikan kemudahan bagi orang awam sehingga lebih mempermudah dalam mendapatkan informasi dan penanggulangan pada penyakit hati.
  • Memberikan pengetahuan dan informasi pada masyarakat agar lebih memahami jenis-jenis penyakit hati dan dapat melakukan penanggulangan lebih lanjut terhadap penderita penyakit hati secara herbal (tradisional) maupun secara medis.
Metode Penelitian
Metode yang digunakannya, yaitu:
  •  Metode pengumpulan data, yaitu wawancara yang dilakukan terhadap ahli penyakit hati yaitu: Dokter Muda Fatiha Sri UtamiTamad dan Dr.Inge. Kedua, dengan studi pustaka yang dilakukan untuk mencari sumber-sumber, informasi dan panduan tentang penyakit hati melalui buku.
  • Metode pengembangan, yaitu Penelitian ini dilakukan di Lab cerdas Universitas Muhammadiyah Purwokerto menggunakan alat berupa komputer dengan spesifikasi: Intel Dual Core 2.2GHz, RAM 2 GB, HD 160 GB, dan VGA Nvidia dan radeon 1GB.
Hasil dan Pembahasan
  • Pada bagian pembahasan penulis membahas tentang pengetahuan pada sistem pakar dan implementasi sistemnya, yang meliputi halaman utama, menu informasi, menu konsultasi, menu administrator (pakar), dan menu halaman data penyakit.
  • Pada pengetahuan pada sistem pakar, sebelum digunakan dalam system, basis pengetahuan yang didapat dari pakar terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk tabel keputusan dan pohon keputusan. Beberapa pengetahuan penyakit hati ini diperoleh darihasil wawancara dengan dokter. Selanjutnya dibentuk basis aturan seperti dan diagram pohon keputusan. Sistem pakar selanjutnya dibuat dalam database sesuai relasi pada tabelnya.
  • Pada implementasi sistem, yang dilakukan penulis diantaranya adalah pembuatan halaman utama, menu informasi, menu konsultasi, menu administrator (pakar), dan menu halaman data penyakit.
Simpulan
Menurut penulis, aplikasi sistem pakar yang telah dibuat ini didapat beberapa kesimpulan, yaitu:
  • Aplikasi sistem pakar yang dibuat ini mampu menganalisis jenis penyakit organ hati berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh user.
  • Aplikasi sistem pakar ini sudah dapat menjelaskan penyebab dan pengobatannya secara medis maupun secara herbal berdasarkan jenis penyakitnya.
  • Pada aplikasi sistem pakar untuk mediagnosa penyakit hati ini, data yang terdapat pada program aplikasi dapat diubah atau ditambah jika ditemukan data yang baru.
sumber:
http://www.catatanyd.com/2017/12/review-jurnal-sistem-pakar-untuk.html
http://spk-kelompok9.blogspot.com/2015/09/tugas-1-sistem-pendukung-keputusan-spk.html

2 REVIEW SKRIPSI

Selasa, 02 Oktober 2018

// Copyright © Martina Monica Gabriela //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //